oleh Razul Izam pada 17 Desember 2011 pukul 15:11 ·
Jika
lukisan tangan ( manusia dan hewan) jelas keharamannya, Sedangkan
hasil jepretan kamera, ada beda pendapat antar ulama, ada yang
mengharamkan ada yang tidak. AH sendiri cenderung yang mengharamkan
mengingat keumuman hadits ini>" Malaikat enggan memasuki rumah yang
didalamnya terdapat lukisan".[Hadits Riwayat Al-Bukhari, bab Badul Khalq
3226, Muslim bab Al-Libas 2106] (kecuali untuk di KTP,SIM, Paspor,
Ijazah, dll yang di wajibkan Pemerintah, menukil Albany , maka ini boleh
karena darurot), Fatwa tentang ini silakan baca note terkait di akun
ana satu lagi Abu Hada> Fatwa Menyimpan Foto Kenangan.
Barangkali banyak orang memilih pendapat yang membolehkan gambar (manusia/ hewan) hasil dari jepretan kamera. Baiklah kita tampung sejenak, dan ana -AH, menghargai antum yang pilih pendapat ini.
Pertanyaannya selanjutnya, apakah antum dapat manfaat ( baca pahala-SI) dari menyimpan foto tersebut?. Pasti jawabnya tidak sahabat.
Coba anda renungkan/pikirkan tentang hadits berikut ini:
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dia berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Sebagian tanda dari baiknya keislaman seseorang ialah ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna / tak ada manfaat baginya.” (Hadits hasan, diriwayatkan Tirmidzi dan lainnya)
Kedudukan Hadits
Hadits ini merupakan landasan dalam bab adab.
Meninggalkan Sesuatu Yang Tidak Penting/ manfaat
Sesuatu yang penting adalah sesuatu yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Standar manfaat diukur oleh syariat, karena sudah maklum bahwa yang diperintahkan oleh syariat pasti membawa manfaat dan yang dilarang pasti menimbulkan mudharat oleh karena itu upaya untuk paham syariat adalah aktivitas yang sangat bermanfaat. Menjadi kewajiban seseorang demi kebagusan Islamnya untuk meninggalkan semua yang tidak penting karena semua aktivitas hamba akan dicatat dan celakalah seseorang yang memenuhi catatannya dengan sesuatu yang tidak penting, termasuk di dalamnya adalah semua bentuk kemaksiatan.
Sumber: Ringkasan Syarah Arba’in An-Nawawi - Syaikh Shalih Alu Syaikh Hafizhahullah -
Kemudian baca surat al-ashr
“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi (celaka), kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran.” (Al ‘Ashr: 1-3)
Kedudukan Surat Al ‘Ashr
Al Qur’an adalah kalamullah ? (firman Allah) sebagai pedoman dan petunjuk ke jalan yang lurus bagi umat manusia. Allah ? berfirman (artinya):
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus.” (Al Israa’: 9)
Sehingga semua ayat-ayat Al Qur’an memiliki kedudukan dan fungsi yang agung. Demikian pula pada surat Al ‘Ashr, terkandung di dalamnya makna-makna yang amat berharga bagi siapa saja yang mentadabburinya (memahaminya dengan seksama).
Al Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi’i menegaskan tentang kedudukan surat Al ‘Ashr, beliau berkata:
لَوْ تَدَبَّرَ النَّاسُ هَذِهِ السُّوْرَةَ لَوَسِعَتْهُمْ
“Sekiranya manusia mau memperhatikan (kandungan) surat ini, niscaya surat ini akan mencukupkan baginya.” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir pada Surat Al ‘Ashr)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa perkataan Al Imam Asy Syafi’i itu adalah tepat karena Allah ? telah mengkhabarkan bahwa seluruh manusia dalam keadaan merugi (celaka) kecuali barang siapa yang mu’min (beriman) lagi shalih (beramal shalih) dan ketika bersama dengan yang lainnya saling berwasiat kepada jalan yang haq dan saling berwasiat di atas kesabaran. (Lihat Majmu’ Fatawa, 28/152)
Baca juga ayat ini:
Dalam Surat Adz Dzariyat ayat 56 Allah berfirman:
Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.
Banyak Mudoratnya:
1. Berpotensi mengagumi baik diri sendiri maupun orang lain ( Ujub dan sombong)bahkan bisa berujung pada ke syirikan,
2. Berpotensi di telanjagi jika di FB, korbanya sudah banyak
3. Berpotensi bertambah sedih,
4. ghadul bashar
5. Pemborosan
dan dampak buruk lainnya.
Semoga kita terus beribadah setiap tarikan nafas, dan mininggalkan yang tak ada manfaatnya . Selesai
Barangkali banyak orang memilih pendapat yang membolehkan gambar (manusia/ hewan) hasil dari jepretan kamera. Baiklah kita tampung sejenak, dan ana -AH, menghargai antum yang pilih pendapat ini.
Pertanyaannya selanjutnya, apakah antum dapat manfaat ( baca pahala-SI) dari menyimpan foto tersebut?. Pasti jawabnya tidak sahabat.
Coba anda renungkan/pikirkan tentang hadits berikut ini:
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dia berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Sebagian tanda dari baiknya keislaman seseorang ialah ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna / tak ada manfaat baginya.” (Hadits hasan, diriwayatkan Tirmidzi dan lainnya)
Kedudukan Hadits
Hadits ini merupakan landasan dalam bab adab.
Meninggalkan Sesuatu Yang Tidak Penting/ manfaat
Sesuatu yang penting adalah sesuatu yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Standar manfaat diukur oleh syariat, karena sudah maklum bahwa yang diperintahkan oleh syariat pasti membawa manfaat dan yang dilarang pasti menimbulkan mudharat oleh karena itu upaya untuk paham syariat adalah aktivitas yang sangat bermanfaat. Menjadi kewajiban seseorang demi kebagusan Islamnya untuk meninggalkan semua yang tidak penting karena semua aktivitas hamba akan dicatat dan celakalah seseorang yang memenuhi catatannya dengan sesuatu yang tidak penting, termasuk di dalamnya adalah semua bentuk kemaksiatan.
Sumber: Ringkasan Syarah Arba’in An-Nawawi - Syaikh Shalih Alu Syaikh Hafizhahullah -
Kemudian baca surat al-ashr
“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam keadaan merugi (celaka), kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran.” (Al ‘Ashr: 1-3)
Kedudukan Surat Al ‘Ashr
Al Qur’an adalah kalamullah ? (firman Allah) sebagai pedoman dan petunjuk ke jalan yang lurus bagi umat manusia. Allah ? berfirman (artinya):
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus.” (Al Israa’: 9)
Sehingga semua ayat-ayat Al Qur’an memiliki kedudukan dan fungsi yang agung. Demikian pula pada surat Al ‘Ashr, terkandung di dalamnya makna-makna yang amat berharga bagi siapa saja yang mentadabburinya (memahaminya dengan seksama).
Al Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi’i menegaskan tentang kedudukan surat Al ‘Ashr, beliau berkata:
لَوْ تَدَبَّرَ النَّاسُ هَذِهِ السُّوْرَةَ لَوَسِعَتْهُمْ
“Sekiranya manusia mau memperhatikan (kandungan) surat ini, niscaya surat ini akan mencukupkan baginya.” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir pada Surat Al ‘Ashr)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan bahwa perkataan Al Imam Asy Syafi’i itu adalah tepat karena Allah ? telah mengkhabarkan bahwa seluruh manusia dalam keadaan merugi (celaka) kecuali barang siapa yang mu’min (beriman) lagi shalih (beramal shalih) dan ketika bersama dengan yang lainnya saling berwasiat kepada jalan yang haq dan saling berwasiat di atas kesabaran. (Lihat Majmu’ Fatawa, 28/152)
Baca juga ayat ini:
Dalam Surat Adz Dzariyat ayat 56 Allah berfirman:
Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.
Banyak Mudoratnya:
1. Berpotensi mengagumi baik diri sendiri maupun orang lain ( Ujub dan sombong)bahkan bisa berujung pada ke syirikan,
2. Berpotensi di telanjagi jika di FB, korbanya sudah banyak
3. Berpotensi bertambah sedih,
4. ghadul bashar
5. Pemborosan
dan dampak buruk lainnya.
Semoga kita terus beribadah setiap tarikan nafas, dan mininggalkan yang tak ada manfaatnya . Selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar